Medan, 15 Mei 2025 – Lembaga Ketahanan Desa (LEMHADES) bersama Wilmar Bisnis Indonesia (WBI) menyelenggarakan kegiatan pembelajaran virtual bertajuk "Lebih Dekat dengan LEMHADES & Politeknik WBI: Belajar dari Empat Bulan Uji Coba Program Telur Rebus Gratis (TRG)" yang dilaksanakan secara daring melalui Zoom hari ini, Kamis (15/5).
Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan uji coba Program TRG yang telah berlangsung selama empat bulan di dua desa percontohan, yaitu Desa Sukamantri (Kabupaten Bogor, Jawa Barat) dan Desa Siponjot (Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara).
Diluncurkan serentak pada 3 Desember 2024, Program TRG merupakan inisiatif kolaboratif antara LEMHADES,Politeknik WBI, pemerintah desa, dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dengan misi memberikan telur rebus secara gratis kepada anak-anak PAUD setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat. Dengan target 10 butir telur per bulan per anak, program ini mengedepankan pendekatan “mobil dua gardan” (twin-track approach), yang sekaligus menyasar penguatan gizi anak serta pemberdayaan kelembagaan ekonomi desa melalui BUMDes.
Dalam pelaksanaannya, program TRG tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi kesehatan dan semangat belajar anak-anak, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru melalui pelibatan peternak lokal dan penciptaan lapangan kerja baru di desa, seperti perebus dan pengantar telur.
Kegiatan evaluasi ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk para guru PAUD, orang tua anak, pengelola BUMDes, pemerintah desa, serta mitra pembangunan seperti UNDP, GIZ, dan WRI Indonesia. Agenda review mencakup sesi wawancara langsung dengan anak-anak PAUD, guru, serta diskusi kelompok terfokus (FGD) bersama pihak desa, pengelola program, dan mitra strategis.
Ketua Umum LEMHADES, Sirman Purba, dalam sambutannya menyampaikan bahwa program ini memiliki dampak baik bagi masyarakat. “Kita akan melihat bagaimana program ini bukan hanya berdampak pada gizi anak tapi juga program ini akan memiliki peran dalam penyokong berbagai sektor”
Senada dengan itu, Direktur Politeknik WBI, Jenny Elisabeth, menekankan pentingnya tetap menjalankan program yang telah dikomitmenkan ini " semoga dampak dan benefit program ini lebih terukur dan program ini dapat berlanjut dengan jangkauan yang lebih luas dan semoga kedepannya yang merasakan program TRG ini bukan hanya anak PAUD”
Dalam diskusi panel, para kepala desa dan pimpinan BUMDes dari kedua lokasi mengungkapkan keberhasilan dan tantangan selama pelaksanaan TRG, mulai dari logistik, kualitas telur, hingga kebutuhan dukungan peternakan ayam lokal untuk menjamin keberlanjutan pasokan.
Para ahli dari Dewan Ekonomi Nasional, UNDP, GIZ, dan WRI turut memberikan masukan mengenai potensi TRG sebagai instrumen mitigasi inflasi pangan, penggerak ekonomi lokal, dan model hibrida dalam pendekatan Good Samaritan Economics.
Kesimpulan dari kegiatan ini akan menjadi pijakan penting dalam menyusun strategi pengembangan TRG sebagai program nasional yang inklusif, berdampak, dan berkelanjutan.